Nama buku : Islam dan Agama Lain / الإسلام والآخر
Pengarang : Dr. Muhammad Imarah
Penerbit :
Maktabah Syuruq ad Dauliyah
Buku ini berbicara
banyak tentang masalah ummat muslim mengakui seluruh Nabi dan Rasul dan seorang
muslim wajib mengagungkan para Nabi dan Rasul. Akan tetapi bagaimana dengan
Yahudi dan Nasrani?. Orang Yahudi memusuhi dan wajib memusnahkan agama lain.
Sedangkan Nasrani terus melakukan Missionary ummat Islam dan ingin
menghanguskan dari permukaan bumi ini.
Bahkan pada,
sekarang kaum Yahudi dan Nasrani bersekutu melawan kaum muslimin dan sama-sama
dalam memusnahkan ummat Islam melalui tulisan-tulisan Orientalis dan menuduh
ummat Islam berbagai macam. Mengatakan bahwa ummat Islam sangat ortodok, kotor,
picik dalam berpikir, tidak berkembang, dan lain sebagainya.
Bahkan marxisme
menuduh ummat Islam bodoh dengan mengatakan bahwa Tuhan harus membuat peraturan
dan cara qadha hajat dan cara intinja, begitu bodohnya ummat islam. Dan juga
mereka menuduh Ulama Islam yang suka cepat menuduh orang lain dengan kekufuran.
Islam merupakan
agama yang sangat toleransi, dibuktikan
empat belas abad sebelumnya, ketika Nabi Muhammad membangun Masjid yang
pertama di Madinah, ada Nasrani yang melakukan sembahnyang dimasjid tersebut
dalam merayakan hari Paskah.
Kemudian dengan
tegas Islam mengakui kebebasan beragama didalam Alquran dengan FirmanNYA:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ
الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ [البقرة : 256]
Yang jadi pertanyaan,
siapa yang mengingkari siapa? Islam kah yang tidak mengakui agama lain, atau
agama lain yang tidak mengakui Islam. Lihatlah sejarah, siapa yang selalu
menyerang dengan tuduhan-tuduhan sesat? Siapa yang terus menjajah siapa? Siapa
yang selalu mengusik siapa?. Benarlah Allah Ta’ala dalam FirmanNYA:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى
تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ
أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ
وَلَا نَصِيرٍ [البقرة : 120]
Demokrasi
Islam sangat
mengakui demokrasi dalam pemahaman Islam, bukan pemahaman orang barat, Islam
mengakui bahwa setiap bangsa silakan dan berhak memilih peraturan dan dasar
negara mereka, seperti Brunai Darussalam baru-baru ini yang memilih Islam
sebagai dasar negara mereka, dan masyarakat disana tidak mengapa dengan dasar
Islam, tapi orang kafir tetap menuding Brunai dengan tuduhan bermacam-maca,
setiap bangsa berhak hidup sesuai dengan dasar yang mereka inginkan. Indonesia
memilih dasar negaranya Pancasila, dan ummat Islam disini menerimanya, dan
setelah kajian-kajian, mereka menerima setelah memahami maksudnya. Dan itu tidak
masalah bagi rakyat Indonesia.
Ada sebahagian
bangsa tidak ingin menerapkan sistem pemilihan demokrasi, seperti Saudi Arabia,
Suria, dan banyak negara lain, kenapa mereka dituduh melanggar HAM, karena
tidak menjadikan Demokrasi sebagai dasar pemilihan pemimpin mereka. Ini
merupakan sebuah kemunafikan yang mendasar.
Toleransi
Islam sangat
toleransi beragama, bahkan di masa Rasulullah ada perjanjian dengan Yahudi, dan
siapa yang mengkhianati perjanjiannya?
Sebenarnya manusia
ini merupakan satu jama’ah, akan tetapi setelah itu manusia menjadi suku-suku
dan bangsa-bangsa setelah melalui tahapan-tahapan zaman yang berbeda. Ini telah
diutarakan dalam Alquran:
كَانَ
النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ
وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا
فِيهِ [البقرة : 213]
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا
وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ
عَلِيمٌ خَبِيرٌ [الحجرات : 13]
Islam mengakui perbedaan bahasa, ras suku dan bangsa. Islam tidak pernah
membenci suku yang berlainan, bukan seperti bangsa Eropa yang memandang lain
pada orang Afrika, menjual mereka dan memperbudak mereka. Islam mengakui
kebersamaan dan perbedaan itu merupakan bukti keagungan Tuhan:
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ
لِلْعَالِمِينَ [الروم : 22]
Islam mengakui perbedaan peradaban dan budaya, dan itu merupakan
bahagian dari Sunnatullah.